Saturday, 23 September 2017

Keindahan Air Terjun Kembar Bukumatiti


Pemuda - Pemudi Bukumatiti.





Akhir - akhir ini banyak tempat wisata (alam, sejarah maupun kuliner) dibeberapa provinsi di  Indonesia  mulai terkenal, Maluku Utara tak kalah saingnya. Provinsi dengan delapan kabupaten dan dua Kota ini selalu menghadirkan kejutan - kejutan baru untuk wisatawan domestik maupun mancanegara. 

Halmahera Barat adalah salah satu kabupaten di Maluku Utara dengan pusat  pemerintahannya di kota Jailolo yang terdiri dari  29 desa yang tersebar diseluruh penjuru kota ini. Bukumatiti adalah salah satu dari ke 29 desa yang ada di kota Jailolo,  hanya dengan menggunakan Bentor (Becak Motor) salah satu alat tranportasi yang sangat popular  dan nyaman bagi masyarakat di kota ini. karna selain akan membuat aman dari teriknya matahari, kita akan dihantarkan ke Bukmat (sebutan singkat dari desa Bukumatiti) oleh Bentor dengan beragam jenis musik tergantung pengenderainya. perjalanan ini akan memakan waktu kurang lebih sekitar 15- 20 menit untuk tiba didesa Bukumatiti.

Bukumatiti dikategorikan dengan desa yang penduduknya lumayan banyak, dengan aktifitas utama sebagian besar masyarakat didesa ini adalah petani (termasuk papa saya). Bukumatiti  pada setiap hari (Senin - Sabtu) akan keliatan padat di jalan oleh para petani disini (Papa - papa, dana mama - mama* sebutan akrab  di kampung untuk para orang tua kami ). dengan berbagai tujuan masing - masing kebun miliknya. Cengkeh, Pala, dan Kelapa adalah komoditi musiman terbesar yang kami miliki. Desa yang berada tepat dibawah kaki gunung Manyasal ini memiliki alam nan  indah  dipagi hari yang diberikan Tuhan  untuk desa ini. tidak hanya itu, Bukumatiti juga memiliki Air Terjun yang disebut Air Terjun Kembar.

Air Terjun Kembar merupakan salah satu potensi wisata alam yang baru terkenal akhir - akhir ini oleh masyarakat luas,  bagi masyarakat desa Bukumatiti Air Terjun Kembar merupakan kekayaan alam yang sudah ada sejak dahulu. tapi baru di kenalkan oleh beberapa pemuda - pemudi  desa ini yang sedang bhakan sudah menyelesai kuliah mereka di beberapa kota (Manado, dan Ternate) dengan kesadaran dan akan cintanya terhadap desa kelahiran serta dengan semangat untuk sampai kesini bhakan mempromosikannya. .Air Terjun ini namakan  kembar karna berasal dari dua mata air (sungai) yang berbeda satunya bernama sungai Kurusu dan yang lain namanya Lodon (nama yang unik). dua sungai yang berbeda kemudian bertemu menjadi satu melalui jalan yang berbeda sesuai porosnya sehingga menghasilkan pemandangan yang begitu indah (bisa dilihat kedua gambar diatas). Air Terjun Kembar ini titik terakhir akan mengalir sampai ke hilir Pantai Bakun dan Tuada.

Untuk mencapai Air Terjun Kembar ini, menyita waktu sekitar 1 jam  karna akan ada sekitar 2 KM dari desa untuk sampai kesini dengan jalan kaki. Tetapi jangan cemas karena selama perjalanan akan begitu banyak flora dan fauna yang akan mencuri perhatian  kita. Untuk mendukung tempat ini lebih aman dan  nyaman perjalanannya, pemerintah desa bersama masyarakat bhakan akan dibantu oleh Pemerintah  Kabupaten dalam hal ini Dinas Pariwisata untuk menata ini sesuai dengan program yang telah direncanakan.

# Air Terjun Kembar
#Desa Bukumatiti#Jailolo#HalmaheraBarat#Maluku Utara.
Model : Jois J.Tjahaya & Romin  Roda.

Save Our Planets

                              bersama senior  ganteng kak Daro, merapikan salah satu sarang

Save Our Planets,

   Melindungi alam dan seisinya itu yang kami lakukan selama kurang lebih setahun di 2012 silam disepanjang pantai Jamursbamedi Kabupaten Tambrauw provinsi Papua Barat. kami adalah sekelompok anak muda yang tergabung dalam sebuah Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) yang kurang lebih dari 10 - 12 orang yang telah menyelesaikan study di tingkat Universitas.  Pada umumnya kami adalah alumni Universitas Papua (UNIPA) jurusan Biologi, Pertanian maupun kelautan yang ada hubungannya dengan alam. lain  ceritanya dengan saya yang adalah alumni dari Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Prodi Bahasa Inggris, Universitas Khairun (Unkhair) Ternate, Maluku Utara. Tetapi hal itu tidak menjadi alasan saya untuk bergabung ditim hebat ini.

   Tim kita dikenal dengan nama "Bird's Head Leatherback (BHL) Reseacrh and Conservation" yang berkerja sama antara Fakultas Kelautan UNIPA dengan Southwest Fisheries Science Center - Nation Oceanic and Atmospheric Administration (NOAA) U.S Department of Commerce. Bertempat di sepanjang Pantai Jamursbamedi kabupaten Tambrauw Provinsi Papua Barat. Tugas utama kami adalah melindungi hewan - hewan  langkah (Penyu Belimbing), penyu raksasa yang belum pernah saya lihat seumur hidup. Dan ini bukan saya lagi nonton atau baca artikel di NatGeo, tetapi ini ini adalah realiti yang saya alami kurang lebih setahun disini. 

    Dengan tujuan utama kami itu, sepanjang malam kami anak - anak muda yang dikategorikan ganteng (muji diri sendiri) menghabiskan waktu disepanjang pantai Jamursbamedi dengan tanpa bantuan cahaya yang mega, tetapi hanya dengan senter kepala (lampu yang kami pakai dikepala) dengan cahaya  minim. untuk memonitor induk penyu Belimbing ini memdarat dipasir pantai untuk bertelur demi memperthankan kelangsungan hidup generesinya. kenapa kami harus memonitornya dimalam hari, karena hewan ini kebanyakan bertelur dimalam hari karna butuh aman dalam proses bertelur  dan sangat sedikit bhakan hampir tidak pernah disiang hari.

    Ombak di sepanjang pantai ini lumayan besar, dan kebanyakan sarang (tempat telur) ini habis dihempaskan ombak. kami sebagai aktor utama dalam menyelamatkan hewan - hewan ini, kami mulai memindahkan sarang tersebut jika tepat di batas ombak untuk dipindahkan ke tempat yang lebih aman dan biasanya kami selalu membuat sarang baru dibawah pohon disekitar pantai itu demi mempertahankan kehidupan dan keamaanan sarang ini dari predator (Anjing,Buaya,Ular,Soa - soa) bhakan bisa juga manusia (masyarakat lokal) yang belum paham tentang pentingnya menjaga habitat hewan - hewan ini. 

latepost :
#NGO #BHL #Tambrauw#PapuaBarat# 2012.
Photo taken by : Oktofianus O.Raweyai.